Wednesday, 16 November 2016

Thursday, 4 August 2016

Apa yang Membuatmu sampai Terlambat Shalat Berjamah?


Apa yang Membuatmu sampai Terlambat Shalat Berjamah?
SEBAGAI seorang putera Gubernur, tentu Umar bin Abdul Aziz memiliki perhatian tersendiri terhadap penampilannya. Gaya berpakaian, gaya berjalan sampai gaya rambut selalu ia perhatikan. Kerapian tentu menjadi prioritas khusus baginya. Ditambah lagi usianya ketika itu yang mulai menginjak remaja.
Ya’kub meriwayatkan dari bapaknya yang menceritakan bahwa Abdul Aziz mengirim puteranya, Umar, ke Madinah untuk menimba ilmu. Ia menulis surat kepada Shalih bin Kisan untuk mendidiknya. Umar pun berpindah guru kepada Ubaidillah bin Abdillah untuk menimba ilmu darinya. Namun Shalih bin Kisan tetap memantau perkembangannya, terlebih urusan shalatnya.
Suatu hari ia terlambat shalat berjamaah. “Apa yang membuatmu sampai terlambat shalat berjamah?” tanya Shalih bin Kisan pada Umar.
“Aku sibuk merapikan rambutku,” jawabnya.
“Sedemikian besarnyakah kesukaanmu dalam menyisir rambut, sampai itu berpengaruh pada
shalatmu?”
Kemudian Shalih bin Kisan menulis surat kepada Abdul Aziz, yang ketika itu menjabat sebagai gubernur di Mesir, menjelaskan perihal sisir rambut yang terjadi pada anaknya. Lalu Abdul Aziz mengutus seorang utusan untuk datang ke Madinah, dan memintanya untuk mencukur rambut anaknya.
Demikian besar perhatian orang tua kepada anaknya dalam hal kedisiplinan agama. Kesibukan sebagai seorang gubernur ditambah lagi jarak yang jauh bukanlah penghalang untuk berkurangnya perhatian itu, meskipun di Madinah sudah diamanahkan kepada seorang ulama’. Dan perhatian yang diberikan sampai pada hal yang sebagian orang sepele, terlambat shalat berjama’ah gara-gara kelamaan menyisir rambut.
Disitulah sebenarnya kekuatan sebuah perhatian. Tentunya itu adalah perhatian yang tulus, karena cinta dan kasih sayang. Bukan tindakan memata-matai yang lebih fokus dalam melihat kesalahan saja.
Dan ini sebenarnya merupakan sebuah pelajaran tersendiri bagi mereka yang setiap hari sibuk bekerja, berangkat pagi pulang malam, sehingga terkadang berakibat pada kurangnya perhatian kepada buah hati. Abdul Aziz yang seorang gubernur di Mesir dengan berbagai kesibukan yang tentunya tidak sedikit, ternyata mampu melakukan itu, memberi perhatian dengan tulus untuk kebaikan sang anak.

Gambar Islami 4







Gambar Islami 3








"Malu bertanya sesat di jalan"


Assalamu'alaikum.. salam ukhuwah
"Malu bertanya sesat di jalan"
Kita semua sudah mengerti arti pribahasa tersebut kan?
Ehh tapi bukan pribahasa diatas yang akan kita bahas, jangan gagal fokus ya 🙈hehe
.
.
.
Bismillahirrohmanirrohiim

Dua Sejoli yang Tidak Dapat Dipisahkan
Malu dan iman merupakan dua sejoli yang tidak dapat dipisahkan, mengapa demikian?
Karena jika salah satunya hilang, maka yang lainnya pun turut hilang.
Orang yang beriman itu pasti mempunyai rasa malu yang kuat sesuai kadar imannya. Rasa malu mencegah seseorang melakukan perbuatan dosa, tidak heran jika dalam hadits lain disebutkan bahwa "malu itu adalah sebagian dari iman." Dan dalam hadits lainnya disebutkan "Apabila engkau tidak malu maka berbuatlah sekehendak hatimu." Hal ini mengandung makna, barang siapa yang tidak memiliki rasa malu ia pasti melakukan perbuatan apa saja yang disukai oleh hawa nafsunya, termasuk sesuatu yang diharamkan.
Maka bersyukurlah kalian yang masih memiliki rasa malu.
~malu jika auratnya terbuka
~malu jika ia tidak salat
~malu jika tidak jujur
~malu jika ia mencuri
~malu jika membuka aib orang
~malu jika korupsi
~malu untuk melakukan keburukan lainnya.
Jika kita berniat hendak melakukan suatu keburukan, ingatlah Allah itu Maha Melihat, Maha Mengetahui segala sesuatu dimanapun kita berada. Maka, tidak malukah kita? Masih berani melakukan keburukan?
Jangan enggan untuk merasa malu, karena malu itu membawa kebaikan
Semoga bermanfaat
Mohon maaf bila ada kesalahan, karena saya hanyalah pendosa yg masih sedikit sekali ilmunya

Kematian


Bismillah...
Kematian tdk ada yg tau kapan waktunya datang...
Gunakan masa hidup kita sebaik baiknya
Kematian datangnya tiba tiba dan dialah sahabat sejati kita..
Sabahat yg paling dekat
Gunakan waktu sebaik mungkin agar hidup kita tak sia sia dan merugi....

"Surat Cinta Tentang Shalat"


"Surat Cinta Tentang Shalat"
---------------------------------------------
🌻 Bila engkau anggap shalat itu hanya sebagai penggugur kewajiban, maka kau akan terburu-buru mengerjakannya.
🌻 Bila engkau anggap shalat hanya sebagai sebuah kewajiban, maka kau tak akan menikmati hadirnya Allah saat kau mengerjakannya.
🌱 Anggaplah shalat itu pertemuan yang kau nanti dengan Tuhanmu.
🌱 Anggaplah shalat itu sebagai cara terbaik kau bercerita dengan Allah SWT.
🌱 Anggaplah shalat itu sebagai kondisi terbaik untuk kau berkeluh kesah dengan Allah SWT.
🌱 Anggaplah shalat itu sebagai seriusnya kamu dalam bermimpi.
👉 Bayangkan ketika "adzan berkumandang," tangan Allah melambai kepadamu kemarilah..'kemarilah wahai hamba ku dirikan lah sholat..allah mengajak dirimu.. lebih dekat denganNya.
👉 Bayangkan ketika kau "takbir," Allah melihatmu, Allah tersenyum untukmu dan Allah bangga terhadapmu.
👉 Bayangkanlah ketika "rukuk," Allah menopang badanmu hingga kau tak terjatuh, hingga kau merasakan damai dalam sentuhan-Nya.
👉 Bayangkan ketika "sujud," Allah mengelus kepalamu. Lalu Dia berbisik lembut di kedua telingamu: "Aku mencintaimu wahai hambaKu." Jangan lah engkau bersedih wahai hamba ku.. Aku pasti kabulkan semua permohonan mu.. wahai hamba ku...
👉 Bayangkan ketika kau "duduk di antara dua sujud," Allah berdiri gagah di depanmu, lalu mengatakan: "Aku tak akan diam apabila ada yang mengusikmu." Wahai hamba ku
👉 Bayangkan ketika kau memberi "salam," Allah menjawabnya, lalu kau seperti manusia berhati bersih setelah itu.
👍 Subhanallah sungguh nikmat shalat yang kita lakukan. Tidak akan sia-sia yang menyebarkannya, tidak akan rugi orang yang membacanya.
👍 Beruntunglah orang-orang yang mengamalkannya.
Silahkan LIKE&SHARE jika dirasa bermanfaat.....

Hmmm, Bolehkah Saya Punya Pacar?


Hmmm, Bolehkah Saya Punya Pacar?
Assalamu’alaikum Wr Wb
Salam ukhuwah Kak, saya Agus dari SMPN 1 Malangbong. Kak apakah saya boleh punya pacar tapi saya masih kelas 3 SMP? Soalnya kalo tidak diungkapkan, saya akan merasa gelisah kak.
Wa’alaikummussalam Wr Wb
Salam ukhuwah juga Dik Agus. Semoga Dik Agus berada dalam naungan cinta Allah Swt. Di usia muda ini mempunyai rasa ketertarikan pada lawan jenis adalah suatu kewajaran. Bahkan kita harus bersyukur apablia mempunyai rasa ketertarikan pada lawan jenis.
Dik Agus, fenomena pacaran memang kian marak di kalangan kita sebagai remaja sehingga tidak sedikit yang akhirnya tertarik untuk mengikuti. Bisa jadi, Dik Agus ingin mempunyai pacar juga karena ingin mengikuti mereka.
Banyak diantara remaja yang menganggap aktivitas pacaran ini sebagai aktivitas yang lumrah dan diperbolehkan. Diantara mereka bahkan ada yang berani pacaran di tempat-tempat umum, semisal di kelas, taman, dan tempat-tempat lainnya. Nah, karena kita seorang muslim, maka kita harus berusaha memandang fenomena ini dengan kacamata Islam.
Di dalam Islam, kita diatur agar kehidupan kita tertata. Termasuk dalam hal cinta dan ketertarikan kepada lawan jenis, Islam telah mengaturnya agar cinta menjadi lebih indah dan berkah. Nah, bila cinta tidak diatur oleh Islam maka cinta bukan jadi berkah melainkan musibah.
Di dalam Islam, bila seseorang tertarik kepada lawan jenis maka cara pemenuhannya melalui jalan yang halal, pernikahan. Rasulullah Saw. Bersabda.
“Wahai para pemuda! Siapa saja di antara kamu yang mampu menikah, maka hendaknya ia menikah. Karena nikah itu dapat menundukkkan pandangan dan menjaga kehormatan. Namun barang siapa yang tidak mampu, hendaknya ia berpuasa, karena puasa dapat memutuskan syahwatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Nah, selain pernikahan, maka jalan yang lain dilarang di dalam Islam. Termasuk pacaran di dalamnya pun dilarang di dalam Islam, maka memiliki pacar pun tidak boleh. Karena bukan termasuk jalan halal yang ditetapkan dalam Islam.
Bila sudah mampu untuk menghalalkannya, alangkah lebih baik disegerakan untuk menghalalkan. Namun, bila belum mampu, maka hendaknya kita bersabar dan menahan diri.
Adapun gelisah yang kita rasakan ketika menahan rasa ketertarikan pada lawan jenis, itu adalah hal yang wajar pula. Biasanya kita akan merasa gelisah ketika kita sering memikirkannya. Maka yang harus kita lakukan adalah mengalihkan fokus kita kepada aktivitas yang lain. Semisal sibukkan diri dalam kajian Islam, dakwah, olah raga dan aktivitas positif lainnya.
Insyaallah, jika orang yang Dik Agus inginkan hari ini adalah jodoh Dik Agus. Allah akan pertemukan di waktu yang tepat dengan cara yang paling indah. Karena itu, bersabarlah dan sibukkan diri dalam kebaikan. Pantaskan diri dan tumbuhlah menjadi lelaki solehah yang peuh dengan tanggung jawab.
Semoga Allah Swt. membimbing dan menjaga cinta Dik Agus agar senantiasa sesuai dengan pemenuhan di dalam Islam. Aamiin.
Wallahu’alam

Larangan Buruk Sangka Dan Mencari-Cari Kesalahan Orang



Larangan Buruk Sangka Dan Mencari-Cari Kesalahan Orang
Buruk sangka (su'u dzan) adalah salah satu daripada sifat-sifat mazmumah (buruk/tercela). Manakala mencari-cari kesalahan orang lain pula hadir apabila wujudnya sangkaan buruk di dalam hati manusia. Apabila timbulnya buruk sangka, maka sudah tentu rasa ingin mencari kesalahan seseorang itu timbul sehingga terbukalah kesalahan, aib atau kelemahan seseorang itu yang menyebabkan si pelaku itu berasa puas. Ia adalah suatu penyakit hati yang akan menyerang sesiapa sahaja. Hanya keimanan dan ketaqwaan yang kukuh mampu mengatasi rasa buruk sangka dan mencari kesalahan orang lain ini.
Allah Ta’ala berfirman.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain” (QS Al-Hujurat : 12)
Dalam ayat ini terkandung perintah untuk menjauhi kebanyakan berprasangka, karena sebagian tindakan berprasangka ada yang merupakan perbuatan dosa. Dalam ayat ini juga terdapat larangan berbuat tajassus. Tajassus ialah mencari-cari kesalahan-kesalahan atau keburukan atau aib orang lain, yang biasanya merupakan kesan dari prasangka yang buruk.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
إِيَّا كُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلاَ تَحَسَّسُوا وَلاَ تَجَسَّسُوا وَلاَ تَحَاسَدُوا وَلاَتَدَابَرُوا وَلاَتَبَاغَضُوا وَكُوْنُواعِبَادَاللَّهِ إحْوَانًا
“Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, kerana prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari keburukan orang lain, saling inti-mengintip, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara” (Riwayat Al-Bukhari no. 6064 dan Muslim no. 2563 )
Amirul Mukminin Umar bin Khathab berkata, “Janganlah engkau berprasangka terhadap perkataan yang keluar dari saudaramu yang mukmin kecuali dengan persangkaan yang baik. Dan hendaknya engkau selalu membawa perkataannya itu kepada prasangka-prasangka yang baik”
Ibnu Katsir menyebutkan perkataan Umar di atas ketika menafsirkan sebuah ayat dalam surah Al-Hujurat.
Bakar bin Abdullah Al-Muzani yang berkata : “Hati-hatilah kalian terhadap perkataan yang sekalipun benar kalian tidak diberi pahala, namun apabila kalian salah kalian berdosa. Perkataan tersebut adalah berprasangka buruk terhadap saudaramu”. (Tahdzib At-Tahdzib)
Disebutkan bahwa Abu Qilabah Abdullah bin Yazid Al-Jurmi berkata : “Apabila ada berita tentang tindakan saudaramu yang tidak kamu sukai, maka berusaha keraslah mancarikan alasan untuknya. Apabila kamu tidak mendapatkan alasan untuknya, maka katakanlah kepada dirimu sendiri, “Saya kira saudaraku itu mempunyai alasan yang tepat sehingga melakukan perbuatan tersebut”. [kitab Al-Hilyah karya Abu Nu’aim (II/285)]
Sufyan bin Husain berkata, “Aku pernah menyebutkan keburukn seseorang di hadapan Iyas bin Mu’awiyyah. Beliaupun memandangi wajahku seraya berkata, “Apakah kamu pernah ikut memerangi bangsa Romawi?” Aku menjawab, “Tidak”. Beliau bertanya lagi, “Kalau memerangi bangsa Sind , Hind (India) atau Turki?” Aku juga menjawab, “Tidak”. Beliau berkata, “Apakah layak, bangsa Romawi, Sind, Hind dan Turki selamat dari kburuknmu sementara saudaramu yang muslim tidak selamat dari keburukanmu?” Setelah kejadian itu, aku tidak pernah mengulangi lagi berbuat seperti itu” [Bidayah wa Nihayah, Ibnu Kathir (XIII/121)]
Abu Hatim bin Hibban Al-Busti bekata:
Orang yang berakal wajib mencari keselamatan untuk dirinya dengan meninggalkan perbuatan tajassus dan senantiasa sibuk memikirkan keburukan dirinya sendiri. Sesungguhnya orang yang sibuk memikirkan keburukan dirinya sendiri dan melupakan keburukan orang lain, maka hatinya akan tenteram dan tidak akan merasa gelisah. Setiap kali dia melihat keburukan yang ada pada dirinya, maka dia akan merasa hina tatkala melihat keburukan yang serupa ada pada saudaranya. Sementara orang yang senantiasa sibuk memperhatikan keburukan orang lain dan melupakan keburukannya sendiri, maka hatinya akan buta, badannya akan merasa letih dan akan sulit baginya meninggalkan keburukan dirinya”.[Raudhah Al-‘Uqala (hal.131)]
Beliau juga berkata,:
“Tajassus adalah cabang dari kemunafikan, sebagaimana sebaliknya prasangka yang baik merupakan cabang dari keimanan. Orang yang berakal akan berprasangka baik kepada saudaranya, dan tidak mau membuatnya sedih dan berduka. Sedangkan orang yang bodoh akan selalu berprasangka buruk kepada saudaranya dan tidak segan-segan berbuat jahat dan membuatnya menderita”.[Raudhah Al-‘Uqala (hal.133)]
Allahu A'lam Bish-shawaab

Gambar Islami 2